Kamis, 04 Maret 2010

refleksi

yah, gak setiap saat kan orang lain dapat mengerti kegelisahan kita. blog adalah pemadam kegelisahan pertaman.

sama persis dengan saat ini. gw lagi gelisah. gw gak bisa konsentrasi sedikitpun. gw gak bisa fokus. gw tau ketakutan ini adalah ketakutan akan kegagalan. ketakutan akan kesalahan. berhubung beberapa hari ke depan gw mau sidang kolokium, dan gw merasa gak bisa membayangkan apa yang akan terjadi nanti. hanya ketakutan yg berlebihan sebenarnya, karena gw sebenernya udah berusaha mengumpulkan berbagai macam informasi mengenai apa itu kolokium, dan mereka meyakinkan bahwa semua orang dapat melewati kolokium.

saya menarik nafas panjang. mencoba menenangkan diri kembali. ini hanyalah ketakutan yang berlebihan. waktu menunjukan waktu maghrib yang telah tiba, tidak terasa 2 jam saya habiskan untuk merasa resah dan gelisah, ditambah saya mencoba mengobati rasa gelisah tersebut hanya dengan berfacebook ria, dan kawan-kawannya yang bernama twitter, messanger, serta youtube.
detik selanjutnya, saya ambil wudhu, menunaikan shalat maghrib. terasa sekali, ketika dalam kegelisahan ini, air wudhu yang saya ambil seolah-olah tetesan-tetesan kedamaian yang menyegarkan kulit saya. mungkin karena ini, Rasul Muhammad SAW selalu menganjurkan untuk sering berwudhu. berwudhu ternyata memberi saya ketenangan tersendiri.

saya kenakan mukena saya, dan saya bentangkan sajadah hijau yang se-nyaman karpet. Allahu Akbar, doa iftitah, dan al-fatihah, dan kalimat-kalimat suci lain menemani saya selama beberapa menit, menghantarkan kegelisahan saya kepada sang penggenggam hidup, Allah Azza Wa Jalla. Betapa indah karunia-Mu ya Allah, engkau ajarkan kami kalimat-kalimat suci tersebut. dzikir, doa syukur nikmat, doa dunia akhirat, dan doa untuk kedua orang tua tak lupa saya panjatkan, dengan memejamkan mata, saya pun memohon kelancaran dan kecerdasan bagi diri saya untuk menyelesaikan ujian kolokium yang entah kenapa membuat saya resah dan gelisah. saya kembali menarik nafas panjang panjang.

pikiran saya berlari kepada kenangan beberapa bulan lalu. kknm kertayasa. kegiatan yang saya banggakan kepasa seluruh teman saya. bukan saja akan rasa kekeluargaannya yang tinggi. tetapi pengalaman spiritual dan rohaniah yang saya dapatkan ketika bersama dengan teman-teman saya disana (terutama teman perempuan), pengalaman rohaniah yang sungguh sangat membekas. setelah pengalaman saya memutuskan untuk berkerudung dengan linangan air mata ketika mengemukakan keinginan saya kepada ibu, kira-kira ramadhan 3 tahun yang lalu.

kembali pada teman-teman kknm. semua teman2 yang tidak akan saya lupa kesederhananaan-nya dan keimanannya. saya masih ingat kami shalat berjamaah bersama 5 waktu dengan imam bergilir, setelahnya berjabat tangan, berpelukan, mengucapkan salam. bersama-sama mengganti puasa yang bolong, dan memasak hidangan untuk berbuka, shalat maghrib di sebuah mushola sederhana bersama anak-anak TPA-nya, serta mendengarkan pengajian walaupun dalam bahasa sunda.

selama disana saya memperhatikan dua orang teman saya yang sangat baik. saya perhatikan keduanya, tidak pernah lepas dari membaca Al-quran. saya ingat pesan ibu saya untuk selalu membaca Al-quran, dan saya berbisik pada diri saya sendiri, kalau ibu bisa lihat dua orang teman saya ini, pastilah ia akan memuji mereka berdua. saya tersenyum. sampai sesaat saya sebelum pergi kkn, saya ingat betul, kalau ibu saya selalu mengingatkan untuk membaca Al-quran, tetapi kegiatan membaca Al-quran itu saya lakukan ketika ibu yg suruh, dan dalam membaca Al-quran saya selalu disimak ibu. kesadaran dalam diri saya untuk membuka Al-quran, belum muncul secara penuh ketika itu, bisa dikatakan 50%nya karena disuruh ibu. (Ya Allah, saya gak tau deh itu pahala seperti apa yang diberikan. mungkin Ibu sayalah yang pantas untuk mendapatkan pahala-nya, bukan saya.

2 orang teman kkn saya ini, yang saya rasa mengingatkan saya secara tidak langsung akan perlunya membaca Al-quran. mereka tidak pernah menyuruh saya membaca Al-quran, tapi entah kenapa, ketika saya melihat mereka membaca Al-quran, saya merasa malu kepada mereka, malu karena mereka membuka dan membaca Al-Quran tersebut dengan keinginan penuh dari diri sendiri, tidak seperti saya yang keinginan untuk membaca Al-quran dibentuk sebesar 50% oleh ibu saya.

sejak saat itu, ketika ada kesempatan untuk membaca Al-quran di tempat kkn, saya pun membaca Al-quran, kadang dengan air mata yang tertahan, sambil menahan getaran yang saya rasakan, bahwa saya merinding ketika saya membaca ayat-ayat-Nya, dan saya sangat megharapkan ridha Allah Azza Wa Jalla, juga rasa rindu dan rasa bersalah terhadap ibu, mengapa saya harus selalu disuruh ketika membaca Al-quran, dan membayangkan sata-saat maghrib ibu saya menghiasi rumah dengan bacaan al-qurannya yang sayup-sayup terdengar sampai ke kamar saya.

Kebiasaan baik tersebut, Alhamdulillah, terbawa sampai sekarang, sampai saya pulang ke Bandung. Al-QURAN tersebut saya baca dengan suara saya,walaupun mungkin tidak sebaik bacaan ibu atau 2 teman saya, tetapi sungguh tidak mengurangi kenikmatannya serta ketenangannya setelah ayat-ayat tersebut saya lafalkan. Ya Allah, inilah bukti kasih sayang Mu, hanya dengan membaca ayat-ayatMu, air mata terasa deras, terputar semua dosa-dosa serta kesalahan yang kalau mengutip lagunya RAIHAN bagaikan pepasir di pantai. ampuni aku Ya Rabb

menikmati wudhu, shalat dan Al-quran, adalah sebuah hal yang tidak mungkin sanggup saya gambarkan kedamaiannya. dan ketiga hal ini telah memberikan ketenangan dari segala kegelisahan yang saya rasakan (lagi) hari ini.
dan ketiga hal ini telah memberikan ketenangan dari segala kegelisahan yang (mungkin) akan saya rasakan (lagi) di hari mendatang.

Tuhanku, yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, Ampuni-lah segala dosa dan kesalahanku.

Tuhanku yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, Ampuni-lah segala dosa dan
kesalahanku.

Tuhanku yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, Ampuni-lah segala dosa dan
kesalahanku.

Tuhanku yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, Ampuni-lah segala dosa dan
kesalahanku.

Tuhanku yang Maha Perkasa, berikanlan aku kekuatan untuk menjalani semua kegiatanku dengan jalan yang baik yg engkau ridhoi.

Tuhanku yang Maha Mengetahui hati manusia, jauhkanlah aku dari keburukan dunia, jangan biarkan aku berjalan tanpaMU, ingatkan aku dan tegurlah aku dengan cara yang halus ketika aku bersalah.

Tuhanku Sang Pemilik Kehidupan, aku akan berusaha mendapatkan hal-hal yg terbaik untuk hidupku dengan bantuanMu, dengan izinMU, dengan kemurahan hatiMu, dengan kekuatanMu, dengan kuasaMu. Amin Ya RabbalAlamin.


Do more than believe: practice


ditulis di bandung, tanggal 4 maret 2010. ditemani Al Mathrud, dan rintikan hujan malam yang turun dibalik jendela.