Jumat, 17 Juni 2011

Surat




Prawira Dipa,

Apa kamu akan merasa aneh bila menerima surat saya ini? saya harap surat ini tidak membuat kamu merasa aneh... entah kapan saya akan bisa menyampaikan surat ini kepada kamu.
Surat ini hanyalah suatu ketidaksengajaan atas apa yang saya rasakan, terutama perasaan saya kepada kamu.

Saya tulis surat ini sebagai pelipur lara ketika menahan rasa rindu terhadapmu. kepala saya sakit, sakit menahan apa yang tak mampu saya sampaikan.

Saya bingung mulai darimana, ya mungkin bisa dimulai dari....
saya tidak tahu sejak kapan rasa ini berawal, ketika saya merasakan perasaan yang berbeda terhadap kamu. Yang saya tahu adalah ketika saya disamping kamu, saya merasa nyaman dan aman, walaupun diantara kita tak mengeluarkan sepatah kata.

Saya senang mengingat kamu pernah singgah sebentar menikmati seteguk air dirumah saya, walaupun saya tahu ketika itu ada Kartika disampingmu. saya senang menikmati pancaran wajahmu yang berbinar ketika menikmati suasana rumah tempat saya tinggal.


Saya pernah punya kekasih, kamu tahu persis bagaimana kisah saya. Sayapun pernah berkata keengganan saya untuk bertemu dan memulai sesuatu yang baru dengan orang yang juga baru. Bagaimana dengan kamu? apakah kamu juga memiliki keengganan yang sama ketika telah berpisah dengan Kartika?

Setiap diri memiliki pengalaman dan timbunan perasaan kepada kekasih yang telah lalu. Yang saya tahu adalah, timbunan perasaan itu bukanlah rasa suka, tetapi lebih kepada rasa penghormatan atas masa lalu. Bagaimana menurutmu?

Apakah kamu pernah merasakan seperti apa yang saya rasakan saat ini? Saya tak memiliki kemampuan membaca pikirmu, tapi saya berpikir bahwa terkadang ada yang berbeda pula dengan sikapmu kepada saya, yang terkadang lebih indah dari hari yang biasa.

Saya pernah memikirkan lebih dari sekedar pertemananan denganmu. saya tak berharap sama sekali menjadi kekasihmu yang sementara. saya mau jadi pendamping hidupmu.

Apa kamu tertawa mendengar pernyataan saya? Apa kamu segera mengambil langkah seribu untuk menjauhi saya? Mudah-mudahan bukan keduanya. Walaupun itu kelak hanya menjadi angan saja. Saya harap saya tetap menjadi temanmu.

Mohon Pertimbangkan saya ketika kamu memutuskan untuk memiliki pendamping hidup.

Surat ini gila? ya. mungkin ini gila. tapi setidaknya saya telah berusaha untuk memilih pendamping hidup yang memberikan kenyamanan untuk diri saya.


Kota Fantasi, 9 Juni 2011
pukul 19.35

Gayatri Welas Laras.

Tidak ada komentar: